AMARAHMU


Saat amarah mu memuncak,
Kau bagaikan gunung merapi yang siapa untuk meletus...
Wajahmu memerah bagaikan larva,
Ubun ubunmu seolah mengelurkan asap,
Asap yang begitu tebal,
Hingga aku tak mampu untuk memandangimu.
Saat amarahmu memuncak,
Aku hanya diam seribu bahasa...
Bibirku seakan terjahit,
Air Mata yang tak mampu ku bendung kini terjatuh di pangkuanku.
Saat amarahmu memuncak,
Kau bagaikan raja rimba yang siap untuk menerkam mangsanya.
Aunganmu begitu bergelegar,
Bagaikan bunyi petir di tengah badai,
Hingga isak tangiskupun tak mampu kau dengar...
Saat amarahmu memuncak,
Aku hanya duduk tersungkur di tanah.
Tubuhku bermandikan keringat, gemetar hingga tak mampu berdiri.
Wajahku memucat bagaikan mayat yang siapa untuk di kafankan...
Aku Sadar akan kesalahanku,
Aku Sadar akan kehilafanku,
Aku Sadar akan dosaku...
Aku tak minta untuk kau bela,
Krn aku tahu aku tak pantas untuk kau Bela.
Tapi, tahuka engkau akan amrahmu???
Hanya membuat diriku semakin terhina.
Karena amarahmu itu tak mampu untuk menghapus kesalahanku yang hina ini...
By MSN_KARA

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejuang Mahar (Uang Panai)

Hati yang tak terlihat

Panggil Aku Pecundang