Akhir Sebuah Dosa
Di keheningan malam ini, yang terdengar hanyalah detak jam dinding yang menghiasi dinding kamarku..
Aku masih disini,
Bersama rasa bersalah yang terus menghantui dan membayangi setiap langka kakiku.
Rasa gundah, khawatir, resah, cemas dan gugup bercampur jadi satu, membuat tubuhku mengigil dan tampa ku sadari air mataku terjatuh.
Saat aku menangisi dosa dosaku, seakaan jalan pikiranku berada di jalan yang buntu. Dadaku terasa sesak bahkan untuk bernafaspun sulit, tubuhku terasa tercabi~cabit oleh rasa bersalah yang menyayat hati.
Rasa ini semakin menjadi-jadi, dan membuat tangisanku pecah di keheningan malam.
Layaknya tangisan bayi yang merengek di malam hari.
Rasa penyesalan kini hadir bersama rasa bersalah yang begitu kuatnya.
Kini Ia menjadi beban, beban yang begitu berat, bahkan untuk mengangkatnya membuat kakiku gemetar.
Jam diding berpesan padaku, jangan sia~siakan aku lagi dengan mengulangi kesalahan yang sama,
Jangan sia~siakan aku lagi dengan meratapi kesalahan mu di masa lalu,
Karena aku tak akan perna kembali.
Kulihat sang rembualan mengitipku dari jendela kamarku, dan dia hanya tersenyum manis, entah apa yang di pikirkan, lalu ku buka jendela kamarku, ku pandangi lagit malam, kuliat bintang~ bintang berkerlap~kerlip seakan mereka bertepuk tangan, entah apa yg mereka pikirkan, akupun heran dan bertanya~tanya.
Kemudian angin malam mulai berhembus dari selah pepohonan, hembusanyan sampai ke ragaku, sekan~akan ia memelukku dengan erat, dan memukul~mukul pundakku secara perlahan, dan seolah ia berbisik, "bagus nak, semoga penyesalamu akan membuat dirimu menjadi pribadi yang lebih baik"
Kini aku bersama rasa bersalah ini, rasa dimana aku merubah pola pikirku, merubah jalan hidupku.
Biarlah hanya aku dan Tuhan yang tahu akan dosa ini.
By : MSN KARA
Salociu 8/6/18
Komentar
Posting Komentar